Pages

Kamis, 26 Februari 2015

Galaksi Andromeda

Galaksi Andromeda dengan nama lain Messier 31, M31, atau NGC 224 adalah sebuah galaksi spiral berjarak kira-kira 780 kiloparsec (2.5 juta tahun cahaya; 2.4 x 1019 km) dari bumi. Galaksi ini merupakan salah satu galaksi di luar galaksi Bima Sakti yang dapat dilihat dengan mata telanjang, asalkan dilihat pada malam yang cerah, tanpa bulandan tanpa polusi cahaya. Strukturnya mirip dengan galaksi Bima Sakti yaitu berbentuk spiral. Jaraknya sekitar 2,5 juta tahun cahaya. Letaknya di langit adalah di belahan langit utara, sekitar 41 derajat di sebelah utara khatulistiwa langit, baik diamati sekitar bulan September, Oktober,November. Dengan mata telanjang, galaksi ini nampak seperti kabuttipis kecil di langit utara, tapi jika diamati dengan teropong yang dapat menampakkan bintang-bintang redup di tepian galaksi Andromeda, ternyata ukuran Andromeda bisa lebih dari 7 kali diameter sudut bulan. Galaksi ini berisi sekitar 1 triliun bintang, dan bergerak mendekati Bima Sakti dengan kecepatan sekitar 300 km/detik.

Messier 81


Messier 81 atau M81 dikenal juga dengan NGC 3031 atau Galaksi Bodemerupakan galaksi spiral yang berjarak sekitar 12 miliar tahun cahaya dari bumi, yang berada pada rasi bintang Ursa Mayor. Karena jaraknya yang relatif dekat dengan Bumi, ukurannya yang besar, serta inti galaksi aktif (yang memiliki lubang hitam supermasif dengan massa 70 juta M), Messier 81 telah dipelajari secara ekstensif oleh para astronom profesional, serta menjadi target yang populer bagi astronom amatir.
Penemuan
Messier 81 ditemukan pertama kali oleh Johann Elert Bode pada tahun 1774. Akibatnya galaksi ini kadang disebut "Galaksi Bode". Pada tahun 1779,Pierre Méchain dan Charles Messier kembali mengidentifikasikan objek tersebut dan memasukkannya dalam katalog.
Supernova
Hanya satu supernova yang telah terdeteksi di Messier 81. Supernova yang dinamai SN 1993J, ditemukan pada 28 Maret 1993 oleh F. Garcia in Spain. Pada saat itu, supernova tersebut merupakan supernova paling terang kedua yang di temukan pada abad ke-20. Karakteristik spektrum supernova tersebut berubah dari waktu ke waktu. Pada awalnya menyerupai supernova tipe II (supernova yang terbentuk dari ledakan bintang raksasa) yang memiliki emisi garis spektrumhidrogen yang kuat, namun kemudian garis spektrum hidrogen memudar dan muncul garis spektrum helium yang kuat, membuat supernova tersebut menyerupai supernova tipe IB. Selain itu, variasi dalam luminositas SN 1993J dari waktu ke waktu tidak seperti variasi yang diamati pada supernova tipe II lainnya tapi lebih menyerupai variasi yang diamati pada jenis supernova Ib. Oleh karena itu, supernova ini telah diklasifikasikan sebagai tipe IIb, kelas peralihan antara tipe II dan tipe Ib. Hasil ilmiah dari supernova ini menunjukkan bahwa supernova jenis Ib dan Ic sebenarnya terbentuk melalui ledakan bintang raksasa melalui proses yang sama dengan yang terjadi pada supernova tipe II.



sumber: wikipedia

Large Magellanic Cloud Galaxy

Large Magellanic Cloud Galaxy 

Large Magellanic Cloud Galaxy atau Awan Magellan Besar merupakan satelit Galaksi Bima Sakti.Dalam jarak kurang dari 50 kiloparsec (=163,000 tahun cahaya), Awan Magellan Besar adalah galaksi terdekat ketiga dari Bima Sakti, dengan Galaksi Katai Elips Sagittarius (~ 16 kiloparsec) dan Galaksi Katai Canis Major (~ 12,9 kiloparsec, yang mana status galaksinya masih dalam sengketa) yang berada lebih dekat dengan pusat Bima Sakti. Awan Magellan Besar bermassa kira-kira 10 miliar kali dari massa Matahari (1010massa Matahari), membuatnya kira-kira 1/100 massa Bima Sakti, dan berdiameter sekitar 14,000 tahun cahaya (~ 4,3 kpc). Awan Magellan Besar merupakan galaksi terbesar ke empat dalam Grup Lokal, setelah Galaksi Andromeda (M31), Galaksi Bima Sakti, dan Galaksi Triangulum (M33).
Awan Magellan Besar terlihat sebagai "awan" samar di langit malam di belahan bumi bagian selatan dan berada di perbatasan antara konstelasi Dorado dan Mensa, serta terlihat dari bumi dengan ukuran 20 kali lebih besar daripada bulan purnama.
Sejarah
Penyebutan pertama kali Awan Magellan Besar adalah oleh Astronom Persia, Al-Sufi, dalam bukunya yang berjudul Book of Fixed Stars sekitar tahun 964.
Pengamatan selanjutnya adalah oleh Amerigo Vespucci pada tahun 1503-1504 dalam suratnya yang bertuliskan "Tiga Kanop, dua terang dan satu buram"; yang mana "terang" mengacu pada dua Awan Magellan dan "buram" mengacu padaNebula Coalsack.
Ferdinand Magellan melihat Awan Magellan Besar dalam perjalanannya pada tahun 1519, dan tulisan-tulisannya membawa nama Awan Magellan Besar menjadi pengetahuan umum budaya barat. Galaksi tersebut sekarang menggunakan namanya.
Jarak
Dalam menentukan jarak dari Bima Sakti ke Awan Magellan Besar, sama seperti galaksi lainnya, merupakan hal yang sulit karena menggunakan Kandel Standar untuk menghitung jaraknya. Jarak ke Awan Magellan Besar sudah dihitung dengan menggunakan berbagai kandel standar, termasuk yang paling populer, variabel Cepheid. Cepheid terbukti memiliki hubungan luminositas mutlak dengan periode dimana kecerahannya bervariasi. Namun, Cepheid nampaknya menderita efek metalisitas, dimana dari metalisitas yang berbeda akan mengakibatkan perbedaan pula antara luminositas dengan periode kecerahannya. Sayangnya, Cepheid di Bima Sakti yang biasanya digunakan untuk mengkalibrasi hubungan luminositas dengan periode memiliki tingkat kemetalan yang lebih tinggi dari pada yang ada di Awan Magellan Besar.
Di era teleskop kelas-8-meter, Gerhana Binari telah ditemukan diseluruh Grup Lokal. Parameter sistem ini dapat diukur tanpa asumsi massa maupun komposisi.
Baru-baru ini, luminositas mutlak Cepheid telah dikalibrasi ulang dengan menggunakan variabel Cepheid di galaksi NGC 4258 yang mencakup berbagai metalisitas. Dengan menggunakan kalibrasi yang telah diperbarui, mereka menemukan modulus jarak absolut (m-M)_0 = 18,41, atau 48 kpc (~ 157,000 tahun cahaya). Jarak ini sedikit lebih pendek daripada jarak yang diasumsikan sebelumnya, yaitu sekitar 50 kpc, dan telah dikonfirmasi oleh astronom lain.
Hasil studi yang menggunaka tipe-akhir gerhana binari untuk menentukan jarak yang lebih akurat telah diterbitkan olehNature dibulan Maret 2013. Jarak yang diperoleh adalah 49,97 kpc (162,983 tahun cahaya) dengan tingkat akurasi 2,2%.
Isi
Seperti galaksi tak teratur lainnya, Awan Magellan Besar kaya akan gas dan debu, dan saat ini tengah menjalani pembentukan bintang baru yang sangat kuat.Galaksi ini adalah rumah dari Nebula Tarantula, wilayah yang paling aktif membuat bintang baru di dalam Grup Lokal.
Awan Magellan Besar penuh dengan berbagai benda dan fenomena galaksi yang membuatnya dikenal sebagai "Rumah Harta Karun Astronomi, laboratorium luar angkasa terbesar untuk studi pertumbuhan dan evolusi bintang-bintang," yang dideskripsikan oleh Robert Burnham, Jr. Survey galaksi telah menemukan sekitar 60 Gugus Bola, 400 Nebula Planet, dan 700 Gugus Terbuka, bersama dengan ratusan ribu bintang-bintang raksasa dan bintang-bintang maharaksasa. Supernova 1987a juga terletak di galaksi ini.
Disini juga terdapat Jembatan Magellan yang menghubungkan Magellan Besar dengan Magellan Kecil, yang merupakan bukti interaksi pasang surut antar-galaksi. Awan Magellan memiliki selubung hidrogen netral yang menandakan mereka telah terikat gravitasi dalam waktu yang sangat lama. Jembatan Magellan ini merupakan situs pembentuk bintang di antara kedua galaksi tersebut.

sumber: wikipedia



Bima Sakti

Bima Sakti


Bima Sakti (dalam bahasa Inggris Milky Way, yang berasal dari bahasa LatinVia Lactea, diambil lagi dari bahasa Yunani Γαλαξίας Galaxias yang berarti "susu") adalah galaksi spiral yang besar termasuk dalam tipe Hubble SBbc dengan total masa sekitar 10^{12} massa matahari, yang memiliki 200-400 miliar bintang dengan diameter 100.000 tahun cahaya dan ketebalan 1000 tahun cahaya.[1] Jarak antara matahari dan pusat galaksi diperkirakan 27.700 tahun cahaya. Di dalam galaksi bimasakti terdapat sistem Tata Surya, yang didalamnya terdapat planet Bumi tempat kita tinggal. Diduga di pusat galaksi bersemayam lubang hitam supermasif (black hole). Sagitarius A dianggap sebagai lokasi lubang hitam supermasif ini. Tata surya kita memerlukan waktu 225–250 juta tahun untuk menyelesaikan satu orbit, jadi telah 20–25 kali mengitari pusat galaksi dari sejak saat terbentuknya. Kecepatan orbit tata surya adalah 217 km/d.

Di dalam bahasa Indonesia, istilah "Bimasakti" berasal dari tokoh berkulit hitam dalam pewayangan, yaitu Bima. Istilah ini muncul karena orang Jawa kuno melihatnya susunan bintang-bintang yang tersebar di angkasa jika dihubungkan dan ditarik garis akan membentuk gambar Bima dililit ular naga maka disebutlah "Bimasakti". Sementara itu, masyarakat Barat menyebutnya "milky way" sebab mereka melihatnya sebagai pita kabut bercahaya putih yang membentang pada bola langit. Pita kabut atau "aura" cemerlang ini sebenarnya adalah kumpulan jutaan bintang dan juga sevolume besar debu dan gas yang terletak di piringan/bidang galaksi. Pita ini tampak paling terang di sekitar rasi Sagitarius, dan lokasi tersebut memang diyakini sebagai pusat galaksi.

Diperkirakan ada 4 spiral utama dan 2 yang lebih kecil yang bermula dari tengah galaksi. Dan dinamakan sebagai berikut:
·         Lengan Norma
·         Lengan Scutum-Crux
·         Lengan Sagitarius
·         Lengan Orion atau Lengan Lokal
·         Lengan Perseus
·         Lengan Cygnus atau Lengan Luar
Dimensi

Cakram bintang Bima Sakti kira kira berdiameter 100.000 tahun cahaya (9.5×1017 km = 950.000.000.000.000.000 ) diperkirakan rata rata mempunyai ketebalan 1000 tahun cahaya (9.5×1015 km = 95.000.000.000.000.000 ) Bima Sakti diestimasikan mempunyai setidaknya 200 miliar bintang[2] dan mungkin hingga 400 miliar bintang[3]. Angka pastinya tergantung dari jumlah bintang bermassa rendah, yang sangat sulit dipastikan. Melebihi bagian cakram bintang, terletak piringan gas yang lebih tebal. Observasi terakhir mengindikasikan bahwa piringan gas Bima Sakti mempunyai ketebalan sekitar 12.000 tahun cahaya (1.1×1017 km = 110.000.000.000.000.000 ) sebesar dua belas kali nilai yang diterima sebelumnya. Sebagai panduan ukuran fisik Bima Sakti, sebagai misal kalau diameternya dijadikan 100 m, Tata Surya, termasuk awan oort, akan berukuran tidak lebih dari 1 mm.

Cahaya galaksi memancar lebih jauh, tapi ini dibatasi oleh orbit dari dua satelit Bima Sakti yaitu Awan Magellan Besar dan Kecil (the Large and the Small Magellanic Clouds), yang memiliki perigalacticon kurang lebih 180.000 tahun cahaya (1.7×1018 km = 1.700.000.000.000.000.000 ). Pada jarak ini dan lebih jauh selanjutnya, orbit-orbit dari obyek sekitar akan didisrupsi oleh awan magelan, dan obyek obyek itu kemungkinan besar akan terhempas keluar dari Bima Sakti.

Perhitungan terakhir oleh teleskop Very Long Baseline Array (VLBA) menunjukkan bahwa ukuran Bima Sakti adalah lebih besar dari yang diketahui sebelumnya. Ukuran Bima Sakti terakhir sekarang dipercaya adalah mirip seperti tetangga galaksi terdekat, galaksi Andromeda. Dengan menggunakan VLBA untuk mengukur geseran daerah formasi bintang-bintang yang terletak jauh ketika bumi sedang mengorbit di posisi yang berlawanan dari matahari, para ilmuwan dapat mengukur jarak dari berbagai daerah itu dengan assumsi yang lebih sedikit dari usaha pengukuran sebelumnya. Estimasi kecepatan rotasi terbaru dan lebih akurat (yang kemudian menunjukan dark matter yang terkandung di dalam galaksi) adalah 914.000 km/jam. Nilai ini jauh lebih tinggi dari nilai umum sebelumnya 792,000 km/jam. Hasil ini memberi kesimpulan bahwa total masa Bima Sakti adalah sekitar 3 triliun bintang, atau kira kira 50% lebih besar dari perkiraan sebelumnya.



sumber : wikipedia 

PENGELOMPOKAN PLANET

PENGELOMPOKAN PLANET



Efek Doppler pada gelombang bunyi menyatakan frekuensi yang didengar ole pengamat yang bergerak terhadap sumber bunyi akan berbeda dengan frekuensi sumber bunyi. Jika pengamat bergerak mendekati sumber bunyi, maka pengamat akan mendenga
Saat ini jumlah planet adalah delapan palnet. Sebelumnya jumlah planet yan ditemukan adalah Sembilan planet dengan Pluto planet yang terakhir. Namun karena letaknya sudah snagat jauh dan ukurannya yang kecil Pluto tidak digolongkan kedalam planet lagi. Urutan kedelapan planet tersebut dimulai dari yang terdekat dari matahari: Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Matahari bersinar karena sumber cahaya yang ada dalam matahari itu sendiri. Karena itu matahri tergolong bintang. Planet-planet tidak memiliki sumber cahaya sendiri. Planet-planet bersinar karena planet-palnet memantulkan cahaya matahri yang diterimanya.
Ada tiga cara pengelompokan planet-planet

Pertama, planet-planet dikelomokkan dengan bumi sebagai pembatas, yaitu planet inferior dan planet superior. Planet inferior adalah planet-planet yang orbtnya terletak di dalam orbit bimi mengitari matahri. Yang termasuk planet inferior hanya dua planet: merkurius dan venus. Planet superior adalah planet-planet yang orbitnya terletak di luar orbit bumi mengitari matahri. Yang termasuk planet superior adalah Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

Kedua, planet-planet dikelompokkan dengan lintasa Asteroid sebagai pembatas, yaitu planet dalam (inner planets) dan planet luar (outer planets). Planet dalam adlah planet-planet yang orbitnya di sebelah dalam lintasan asteroid. Yang termasuk planet dalam adlaah : Merkurius, Venus, Bumi dan Mars. Planet luar adalah planet-planet yang orbitnya disebelah luar lintasan asteroid. Yang termasuk planet luar adalah: Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus dan Pluto.

Ketiga, planet-planet dikelompokkan berdasarkan ukuran dan komposisi bahan penyusunnya, yaitu: planet Terrestrial dan planet Jovian. Planet Terrestrial atau planet Kebumianadalah planet-planet yang ukuran dan komposisi penyusunnya (batuan) mirip dengan bumi. Yang termasuk planet terrestrial adalah merkurius, Venus, Bumi dan Mars. Planet Jovianatau planet raksasa adalah planet-palnet yang ukurannya besar dan komposisi peyusunnya mirip dengan Juiter yang terdiri dari sebagian es dan gas hydrogen. Yang termasuk planet Jovian adalah Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
frekuensi bunyi yang lebih tinggi, dan jika pengamat bergerak menjauhi sumber bunyi, maka pengamat akan mendengar frekuensi bunyi yang lebih rendah.

Pada spectrum cahaya tamapak warna biru memiliki frekuensi lebih tinggi dan warna merah memiliki frekuensi lebih rendah. Efek Doppler adlah gejala umum yang terjadi untuk semua jenis gelombang termasuk gelombamg chaya. Efek Doppler ini dapat digunakan untuk meengamati gerakan galaksi. Ketika cahaya yang datang dari galaksi menunjukkan pergeseran merah (frekuensi cahaya bergeser menuju sisi merah spectrum bintang), maka itu berarti galaksi tersebut sedang bergerak menjauhi kita. Sebaliknya ketika cahaya yang datang dari galaksi menunjukkan pergeseran biru, berarti galaksi tersebut sedang mendekati kita di bumi.


http://tatasuryareremili2013.blogspot.com/

Senin, 09 Februari 2015

peristiwa terjadinya aurora



peristiwa terjadinya aurora 




Aurora merupakan pancaran cahaya pada langit daerah lintang tinggi, sebagai akibat atas pembelokan partikel angin matahari oleh magnetosfer ke arah kutub, serta adanya reaksi dengan molekul-molekul atmosfer.

Matahari, atau Bintang merah yang menjadi pusat orbit planet-planet wilayah tatasurya ternyata hanyalah satu diantara milyaran bintang lainnya di galaksi bimasakti. Pada inti pusatnya, ia memiliki suhu 14 juta kelvin dengan tekanan 100 milyar kali lipat tekanan atmosfer di bumi. Cahaya yang dipancarkan matahari berasal dari reaksi fusi termonuklir yang terjadi pada inti bintang. Secara konveksi, energi hasil reaksi fusi tersebut dialirkan ke permukaan. Dari aliran konveksi tersebut, tercipta medan magnet yang sangat kuat di permukaan matahari. Daerah-daerah medan magnet tersebut relatif gelap (lebih dingin) dari pada sekitarnya, sehingga ia dinamakan bintik matahari atau sunspot.

Proses terjadinya angin matahari. Dimulai dengan terbentuk nya sunspot yang menciptakan medan magnet. Karena kekuatan sudah tak sanggup lagi menahan tekanan arus, maka ia akan ‘jebol’. Jebol nya sunspot ini akan memuntahkan kandungan energi yang disalurkan sebagai arus proton atau elektron. Image Credit : UIO Oslo university
Perjalanan angin matahari menuju bumi, dapat ditempuh selama 18 jam hingga 2 hari perjalanan antariksa. Ketika melewati Merkurius dan Venus, angin matahari akan langsung begitu saja menerpa atmosfernya, sehingga planet tersebut mengalami peningkatan suhu yang luar biasa akibat dari terpaan aliran proton dan elektron yang dibawanya. Namun demikian, lain halnya ketika angin matahari itu menghantam bumi.

Bumi ini bagaikan magnet yang berukuran sangat besar, dengan kutub-kutub magnetnya hampir berdekatan dengan kutub geografis bumi. Sehingga bumi ini dilapisi oleh medan magnet (magnetosfer) yang berbentuk sebuah perisai yang mirip dengan buah apel, dimana bumi berada pada inti buahnya dan magnetosfer berada pada kulit buah apel.magnetosfer ini terdiri dari beberapa lapisan, dengan lapisan terbawahnya, sabuk radiasi van allen yang berada di sekitar ekuator (khatulistuwa). Layaknya sebuah perisai, magnetosfer dan sabuk van allen melindungi bumi dari terpaan partikel angin matahari.

Ketika angin matahari menerpa magnetosfer, partikel-partikel angin matahari dibelokkan dan tertarik menuju kutub medan magnet bumi. Semakin tinggi energi partikel, maka semakin dalam lapisan magnetosfer yang berhasil ditembus olehnya. Aliran partikel yang tertarik ke kutub medan magnet bumi akan bertumbukan dengan atom-atom yang ada di atmosfer. Energi yang dilepaskan akibat reaksi dari proton dan elektron yang bersinggungan dengan atom-atom di atmosfer, dapat dilihat secara visual melalui pendar cahaya yang berwarna-warni di langit, atau yang kita kenal sebagai Aurora. Di kutub utara bumi, aurora ini disebut sebagai aurora borealis, dan di kutub selatan, disebut sebagai aurora australis.

Reaksi antara partikel angin matahari dengan atmosfer bumi, menghasilkan berbagai macam warna pada aurora. Perbedaan warna ini dipengaruhi oleh jenis atom yang berinteraksi dengan proton dan elektron, mengingat pada ketinggian-ketinggian tertentu, jenis atom penyusun atmosfer tidaklah sama. Pada ketinggian di atas 300 km, partikel angin matahari akan bertumbukan dengan atom-atom hidrogen sehingga terbentuk warna aurora kemerah-merahan. Semakin turun, yakni pada ketinggian 140 km, partikel angin matahari bereaksi dengan atom oksigen yang membentuk cahaya aurora berwarna biru atau ungu. Sementara itu, pada ketinggian 100 km proton dan elektron bersinggungan dengan atom oksigen dan nitrogen sehingga aurora tervisualisasikan dengan warna hijau dan merah muda.


sumber: wikipedia

Badai Matahari



Badai Matahari


sebuah bintang, yaitu bola plasma panas yang ditopang oleh gaya gravitasi. Di pusat Matahari, terjadi reaksi nuklir (fusi) yang mengubah 4 atom hidrogen menjadi 1 atom helium. Reaksi fusi tersebut, selain menghasilkan helium, juga menghasilkan energi dalam jumlah melimpah (ingat persamaan terkenal oleh Einstein: E=mc2). Energi yang dihasilkan, di pancarkan keluar melewati bagian-bagian Matahari, yaitu: zona radiatif, zona konventif, dan bagian atmosfer Matahari, yang terdiri dari fotosfer, kromosfer, dan korona. Dan Badai Matahari adalah peristiwa yang berkaitan dengan bagian atmosfer Matahari tersebut.

Bagian terluar dari Matahari, yaitu korona, memiliki temperatur yang mencapai jutaan kelvin. Dengan temparatur yang tinggi tersebut, materi yang berada di korona Matahari memiliki energi kinetik yang besar. Tarikan gravitasi Matahari tidak cukup kuat untuk mempertahankan materi korona yang memiliki energi kinetik yang besar itu. Dan secara terus menerus, partikel bermuatan yang berasal dari korona, akan lepas keluar angkasa. Aliran partikel ini dikenal dengan nama angin matahari, yang terutama terdiri dari elektron dan proton dengan energi sekitar 1 keV. Setiap tahunnya, sebanyak 1012 ton materi korona lepas menjadi angin matahari, yang bergerak dengan kecepatan antara 200-700 km/s.

Berbeda dengan pusat Matahari yang relatif sederhana, bagian atmosfer Matahari relatif lebih rumit. Karena di atmosfer Matahari ini, medan magnetik Matahari berperan besar terhadap berbagai peristiwa yang terjadi di dalamnya. Ada berbagai fenomena menarik diamati di atmosfer Matahari berkaitan dengan medan magnetik Matahari, seperti bintik matahari (sun spot), ledakan Matahari (solar flare), prominensa, dan pelontaran material korona (CME – Coronal Mass Ejection). Hal-hal inilah yang berkaitan dengan badai matahari.


sumber:pakarinfo.blogspot.com


 
Copyright 2012 happy in the sky. Powered by Blogger
Blogger by Blogger Templates and Images by Wpthemescreator
Personal Blogger Templates